Jakarta - Museum MACAN tengah memamerkan karya 3 seniman Asia hingga Maret mendatang. Akhir pekan ini, seniman Lee Mingwei asal Taiwan/Amerika bakal menuntaskan lukisan pasir yang menjadi salah satu karya di festival tunggal 'Tujuh Kisah'.
Di karya seni instalasi 'Guernica in Sand' (2006-2018), Lee Mingwei akan menuntaskan bab lukisan yang belum selesai. Pengunjung diundang untuk berjalan di atas pasir.
Nantinya seniman dan audiens menjadi bab dari proses penciptaan dan penghancuran yang berlangsung secara simultan. Aksi Lee Mingwei dimulai dikala siang hari hingga matahari terbenam pada Sabtu (19/1), sesudah pengunjung terakhir berjalan di atas pasir, Lee dan tiga penampil akan menyapu lukisan itu.
Serta membiarkannya dalam kondisi tersebut hingga simpulan pameran. 'Guernica in Sand' ialah karya instalasi berskala besar yang terinspirasi dari lukisan Pablo Picasso 'Guernica'.
Lukisan Picasso tersebut menjadi simbol universal antiperang dan perdamaian. Di hari yang sama, dalam karya 'Our Labyrinth' pengunjung akan berjalan mengelilingi pameran.
Nantinya akan ada seorang penari yang perlahan-lahan menyapu gundukan beras dengan sebuah sapu. Serta membuat contoh yang menjadi jejak visual dari gerakan mereka. Performans di karya Lee Mingwei bakal dimeriahkan oleh penari dari Jambi, Solo, Yogyakarta, Jakarta, dan Bandung.
Esok harinya pada Minggu (20/1), Museum MACAN menyediakan sesi minum teh bersama yang bakal mengenal lebih jauh proses kreatif di balik karya-karya Lee Mingwei. Sesi ini berbayar dibanderol Rp 150 ribu.
Lee Mingwei Akan Selesaikan Lukisan Pasir Yang Ada Di Museum Macan
4/
5
Oleh
Siao Che